Kamis, 24 Juni 2010


Bersahabat dengan Perjalanan yang Panjang


Setiap pelancong pasti pernah bertemu dengan perjalanan yang panjang. Lagipula, perjalanan lintas benua atau lintas negara mana ada yang tanpa perjalanan panjang. Bahkan perjalanan lokal pun pasti mengalami perjalanan yang panjang.

Perjalanan panjang bisa terjadi pada moda transportasi apa saja. Contoh kecil saja, dalam perjalanan antar kota di Jawa atau Sumatera dengan bis, perjalanan akan menghabiskan waktu enam jam, atau lebih. Bahkan bis lintas Jawa-Sumatera bisa menempuh waktu dua hari atau lebih. Begitu pula perjalanan dengan kereta api, atau juga dengan pasawat terbang lintas benua.

Suasana Kabin  pesawat

Interior bis  jarak jauh

Perlu disadari bahwa ada moda transportasi yang memang pada dasarnya membosankan, seperti bis atau pesawat. Bila kita bosan, kita hanya bisa berdiri atau olah tubuh secukupnya, lalu kita dipaksa menancapkan pantat kita di kursi kembali. Di pesawat agak lumayan, kadang-kadang kita bisa berjalan berkeliling sampai kita bosan. Di bis, kita harus berpuas diri dengan kursi kita yang nyaman itu.

Tentu saja waktu perjalanan juga mempengaruhi hal ini. Perjalanan panjang tapi terjadi malam hari tentu akan mengurangi unsur bosan ini. Bahkan kita bisa memanfaatkan untuk istirahat. Tapi, banyak pula saat kita tak dapat berkompromi dengan waktu. Kita mendapatkan perjalanan siang hari dengan waktu lebih dari delapan jam misalnya.

Perasaan-perasaan seperti bosan, stres, mengesalkan, atau ketersendirian adalah hal biasa dalam perjalanan yang panjang. Belum lagi kondisi fisik lelah, pantat panas, punggung nyeri, atau kesulitan menuntaskan hajat, dan rasa lapar yang menggila.

Nah, cukup dengan alasan-alasan buruk di atas? Tulisan ini dibuat tidak untuk mengajak takut akan perjalanan panjang, lebih-lebih membencinya. Sejujurnya saya sangat rindu akan perjalanan panjang. Mungkin rindu tapi benci. Ia bikin kangen, tapi kalau kita mengalaminya membuat kita ingin secepatnya melewati tapi kita juga takut itu akan segera selesai.

Kita harus berteman dengannya. Juga mungkin saya bisa bilang setiap pelancong yang sukses adalah mereka yang selalu dapat bersahabat dengan perjalanan yang panjang, dan mereka itu mampu menjadikan perjalanan itu kehidupan yang bermakna, tak peduli apakah itu perjalanan yang panjang atau pendek.

Beberapa cara bersahabat dengan perjalanan yang panjang:

  • Mencari teman baru. Bila tak kenal dengan orang sebelah dalam suatu perjalanan, saatnya membuat perkenalan dan jadikan mereka sahabat baru. Mulailah dengan tersenyum. Lalu katakan hai. Dan kita akan lupa dengan waktu. Tentu saja bila mereka mau.
  • Wah, orang disamping kiri dan kanan tidur. Lalu orang di depan kita asyik nonton video, sementara orang di belakang kita hanyalah anak kecil yang asyik main PSP. Gawat. Gimana dong? Saatnya ambil buku bacaan. Buku adalah teman perjalanan abadi yang tak pernah membosankan. Kalau orang sebelah kanan bangun, letakkan buku dan ajak ngobrol buku kesukaan mereka. Syukur-syukur bila mereka bertanya dahulu Anda membaca apa.
  • Bila semua orang tidur. Anda terbangun sendiri. Buku sudah habis terbaca. Saatnya me-review perjalanan. Cek tiket. Menuliskan catatan penting, siapa tahu berguna. Menulis formulir visa. Membaca kembali syarat-syarat imigrasi dan hal-hal lainnya.

Mengisi  imigrasi

  • Kalau semua sudah dilakukan padahal perjalanan masih empat jam lagi, saatnya berkeliling pesawat. Selain untuk meluruskan kaki, bisa pula untuk melihat situasi dan penyegaran. Ajak ngobrol orang-orang yang juga sama-sama bosan dan melakukan hal yang sama, biasanya mereka di tempat dekat toilet. Biasanya mereka melakukan senam yoga yang tak beraturan. Atau hanya pura-pura menunggu WC. Padahal mereka hanya ingin berdiri saja, capek duduk selama 10 jam lebih.
  • Mengecek foto dan mentransfer hasil jepretan ke laptop.
  • Makan dan minum. Dalam perjalanan panjang, apalagi lintas benua dan lintas waktu, kita biasanya mendapatkan jatah konsumsi selama dua kali, atau bisa lebih. Dalam pengamatan saya, strategi pemberian konsumsi biasanya dilakukan satu hingga dua jam setelah take off dan juga satu hingga dua jam sebelum mendarat. Pemberian pertama mungkin untuk menjaga agar penumpang tidak kelaparan. Pemberian kedua dilakukan untuk “membangunkan” penumpang dan menjaga kondisi agar mereka siap untuk pendaratan. Bila Anda terlalu lelah dan mungkin melewatkan hal itu karena tertidur, Anda bisa bertanya dan meminta apakah melewatkan konsumsi.

Makanan di  pesawat

Kontrol  Hiburan dan telepon dalam pesawat

  • Bila moda transportasi menyediakan hiburan, seperti dalam pesawat jarak jauh, manfaatkan untuk menonton video atau mendengarkan musik. Atau bila Anda punya alat elektronik seperti iPod, bisa pula membawa dan mengatur koleksi pribadi untuk dinikmati dalam perjalanan. Ada pula yang bilang menonton video atau musik selama perjalanan lintas benua juga sebagai strategi untuk mengatasi jetlag. Jadi fisik dipaksa untuk lelah, sehingga ketika akan sampai tujuan, kita akan kelelahan dan tidur. Tapi ini tidak sepenuhnya sukses. Ini juga tergantung lama dan jadwal perjalanan. Beberapa maskapai saat ini bahkan menyediakan saluran telepon berbayar kartu kredit atau Wi-Fi di atas pesawat. Bisa pula Anda memanfaatkan hal ini, tapi pastikan Anda mengetahui biayanya sebelum menggunakan fasilitas ini.
  • Apalagi, ya? Bila tak ada ide lagi yang bisa dilakukan, Anda bisa memotret. Memotret jalanan yang dilewati, memotret awan, atau memotret orang-orang yang tertidur. Tapi jangan semua orang dipotret. Hati-hati, ada sopan santun untuk hal ini karena posisi tidur adalah pose yang kurang bagus. Potretlah hanya teman Anda. Atau konteks seluruh pesawat. Bahkan untuk hal terakhir ini usahakan mereka yang dipotret mengetahui dan memperbolehkan Anda memotret. Pramugari biasanya keberatan dipotret, tapi juga mungkin karena kebijakan perusahaannya.

Tentu saja banyak hal lain yang bisa dilakukan selain hal-hal di atas. Tulisan ini hanya menggambarkan dan memberi bayangan apa yang terjadi dalam perjalanan panjang. Seyogyanya kita sudah siap sebelum melakukan perjalanan dan kita bisa bersahabat dengannya.

Bila tak ada hal lain yang bisa dilakukan. Satu-satunya hal terbaik untuk berteman dengan perjalanan panjang adalah dengan tidur yang nyenyak.


by: BISMANIA....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar